MAKALAH
EKOLOGI HEWAN
SUKSESI
Oleh :
Kelompok 1
(Bioma)
Rival
Mulyadi
Fitri Nurhidayati
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2014
KATA
PENGANTAR
Segala puji penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan pada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “suksesi”.
Salawat beserta salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi seluruh umat di
dunia.
Penulis menyadari bahwa
makalah ini tidak akan selesai tanpa dukungan, nasehat dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Selanjutnya tak ada gading
yang tak retak, atas segala kesalahan yang dilakukan oleh penulis dalam
penulisan makalah ini penulis mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan guna perbaikan penulisan makalah di masa yang akan datang.
Padang, Maret 2014
Tim Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari,
kita sering mendengar kata suksesi. Namun istilah suksesi sudah dikenal sejak
lama dalam komunitas baik hewan maupun tumbuhan
Perubahan-perubahan yang
terjadi dalam komunitas dapat dengan mudah diamati dan seringkali perubahan itu
berupa pergantian satu komunitas oleh komunitas lain. Dapat kita lihat misalnya
pada sebidang kebun jagung yang setelah panen ditinggal dan tidak ditanami
lagi. Disitu akan bermunculan berbagai jenis tumbuhan gulma yang membentuk
komunitas. Apabila lahan itu dibiarkan cukup lama, dalam komunitas yang
terbentuk dari waktu ke waktu akan terjadi pergantian komposisi jenis. Bila
kita amati dalam urun waktu tertentu akan terlihat bahwa komunitas yang
terbentuk pada akhir kurun waktu tersebut akan berbeda, baik komposisi jenis
maupun strukturnya, dengan komunitas yang terbentuk pada awal pengamatan. Pada
masa awal dapat saja komunitas yang terbentuk tersusun oleh tumbuhan terna
(seperti badotan, rumput pahit, rumput teki, dan sebagainya). Tetapi beberapa
tahun kemudian di tempat yang sama, yang terlihat adalah komunitas yang
sebagian besar tersusun oleh tumbuhan perdu dan pohon (seperti kirinyu,
senduduk, laban, dan sebagainya), atau dapat pula hanya terdiri atas
alang-alang. Bila tidak terjadi gangguan apapun selama proses tersebut berjalan
akan terlihat bahwa perubahan itu berlangsung ke satu arah.
Proses perubahan dalam
komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah secara teratur disebut suksesi. Suksesi
terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau
ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang
disebut klimaks. Dikatakan bahwa dalam tingkat klimaks ini komunitas telah
mencapai homeostatis. Ini dapat diartikan bahwa komunitas sudah dapat
mempertahankan kestabilan internalnya sebagai akibat dari tanggap (response)
yang terkoordinasi dari komponen-komponennya terhadap setiap kondisi atau
rangsangan yang cenderung mengganggu kondisi atau fungsi normal komunitas. Jadi
bila suatu komunitas telah mencapai klimaks, perubahan yang searah tidak
terjadi lagi, meskipun perubahan-perubahan internal yang diperlukan untuk
mempertahankan kehadiran komunitas berlangsung secara sinambung.
Konsep yang
menyatakan bahwa suksesi berlangsung secara teratur, pasti, terarah, dapat
diramalkan, dan berakhir dengan komunitas klimaks merupakan konsep lama yang
umumnya masih diikuti dan diterima. Menurut konsep mutakhir suksesi ini tidak
lebih dari pergantian jenis yang oportunis (jenis-jenis pionir) oleh
jenis-jenis yang lebih mantap dan dapat menyesuaikan secara lebih baik dengan
lingkungannya. Meskipun demikian uraian tentang suksesi dalam tulisan ini masih
berpaling pada konsep lama.
Dalam suksesi dikenal suksesi primer dan suksesi sekunder. Perbedaan antara dua macam suksesi ini terletak pada kondisi habitat pada awal proses suksesi terjadi.
Dalam suksesi dikenal suksesi primer dan suksesi sekunder. Perbedaan antara dua macam suksesi ini terletak pada kondisi habitat pada awal proses suksesi terjadi.
Banyak jurnal dan hasil penelitian biologi, ekologi hutan,
dan kehutanan telah membahas tentang masalah suksesi tumbuhan yang terjadi
secara bertahap dalam komunitas tumbuh-tumbuhan. Arah suksesi ini, akhirnya
mencapai "titik maksimal" dalam proses perubahan-perubahan tersebut.
Namun titik maksimal ini dapat saja berubah "menurun" bila di
kemudian hari terjadigangguan-gangguan dalam
komunitas hewan itu.
B. Rumusan
masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka
rumusan masalah yang diungkapkan adalah:
1. Apakah
itu perubahan komunitas (suksesi) dan konsep dari perubahan komunitas (suksesi)
itu sendiri ?
2. Bagaimana
dengan tipe-tipe suksesi dan contoh-contohnya ?
3. Bagaimana interaksi
dalam ekosistem ?
4. Apa
yang dimaksud suksesi menurut proses markov ?
C. Tujuan
penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui apa
itu yang dimaksud dengan perubahan komunitas (suksesi),konsep suksesi,tipe-tipe
suksesi.
D. Manfaat penulisan
Manfaat penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan bagaimana suksesi dan
tahap-tahap suksesi serta tipe dan contoh suksesi tersebut.
2. Mengetahui bagaimana suksesi tersebut mencapai fase
klimaks
3. Mengetahui suksesi
sebagai proses markov
4. Mengetahui
berbagai interaksi bioti
BAB II
PEMBAHASAN
Suksesi vegetasi adalah: urutan proses pergantian komunitas tanaman di
dalam satu kesatuan habitat, sedangkan menurut Salisbury adalah kecenderungan
kompetitif setiap individu dalam setiap fase perkembangan sampai mencapai
klimaks, dan menurut Clements adalah proses alami dengan terjadinya koloni yang
bergantian, biasanya dari koloni sederhana ke yang lebih kompleks.
Adanya pergantian komunitas cenderung mengubah lingkungan fisik sehingga
habitat cocok untuk komunitas lain sampai keseimbangan biotik dan abiotik
tercapai.
Suksesi tumbuhan adalah penggantian suatu komunitas tumbuh-tumbuhan
oleh yang lain. Hal ini dapat terjadi pada tahap integrasi lambat ketika tempat
tumbuh mula-mula sangat keras sehingga sedikit tumbuhan dapat tumbuh diatasnya,
atau suksesi tersebut dapat terjadi sangat cepat ketika suatu komunitas dirusak
oleh suatu faktor seperti api, banjir, atau epidemi serangga dan diganti oleh
yang lain. perkembangan ekositem atau apa yang lebih sering disebut sebagai
suksesi ekologi dapat ditakrifkan dari 3 parameter berikut ini:
1)
Suatu proses perkembangan komunitas yang teratur yang meliputi
perubahan-perubahan dalam struktur jenis dan proses-proses komunitas dengan
waktu;hal ini agak terarah dan karenanya dapat diramalkan
2)
Diakibatkan oleh perubahan lingkungan fisik oleh komunitas;yakni suksesi itu
dikendalikan komunitas walaupun lingkungan fisik menentukan polanya, laju
perubahan dan sering menetapkan batas-batas seperti misalnya berapa jauh
perkembangan itu dapat berlangsung.
3)
Masalah itu memuncak dalam ekosistem yang dimantapkan dalam mana biomas
maksimum (atau kandungan informasi yang tinggi) dan fungsi secara simbiotik
antara makhluk dipelihara persatuan arus yang tersedia
Suksesi vegetasi adalah:
urutan proses pergantian komunitas tanaman di dalam satu kesatuan habitat(Odum
: 1971).
Clements (1974) membedakan 6 sub komponen dalam proses suksesi yaitu:
1. Nudasi :
terbukanya lahan, bersih dari vegetasi
2. Migrasi : tersebarnya
biji
3. Eksesi :
proses perkecambahan, pertumbuhan dan reproduksi
4. Kompetisi : adanya pergantian spesies
5. Reaksi :
perubahan habitat karena aktivitas spesies
6. Klimaks : komunitas stabil
Beberapa
ahli berpendapat bahwa proses suksesi selalu progresif (selalu meng-alami
kemajuan), sehingga membawa pengertian ke dua hal:
1.
Pergantian progresif pada
kondisi tanah (habitat) yang biasanya pergantian itu dari habitat yang ekstrim
ke optimum untuk pertumbuhan vegetasi.
2.
Pergantian progresif dalam
bentuk pertumbuhan (life form).
Namun demikian
perubahan-perubahan vegetasi tersebut bisa mencakup hi-langnya jenis-jenis
tertentu dan dapat pula suatu penurunan kompleksitas struktural sebagai akibat
dari degradasi setempat. Keadaan seperti itu mungkin saja terjadi mi-salnya
hilangnya mineral dalam tanah. Perubahan vegetasi seperti itu dapat dikatakan
sebagai suksesi retrogresif atau regresi (suksesi yang mengalami kemunduran).
Konsep lama tentang suksesi
menyatakan bahwa suksesi berlangsung secara teratur, pasti, terarah, dapat
diramalkan, dan berakhir dengan komunitas klimaks, kon-sep ini masih diterima.
Sedangkan menurut konsep mutakhir, suksesi ini tidak lebih dari pergantian
jenis-jenis pionir oleh jenis-jenis yang lebih mantap dan dapat menyesuai-kan
secara lebih baik dengan lingkungannya.
Di alam terdapat dua macam
suksesi yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder:
A.Suksesi primer
Suksesi
primer
ini diawali tumbuhnya tumbuhan pionir, biasanya berupa lumut kerak. Lumut kerak mampu melapukkan batuan menjadi tanah sederhana. Lumut kerak yang mati akan
diuraikan oleh pengurai menjadi
zat anorganik. Zat anorganik ini memperkaya nutrien padatanah sederhana
sehingga terbentuk tanah yang lebih kompleks. Benih yang jatuh pada tempat tersebut akan tumbuh subur. Setelah itu. akan tumbuh rumput, semak, perdu, dan
pepohonan. Bersamaan dengan itu
pula hewan mulai memasuki komunitas yang haru terbentuk. Hal ini
dapat terjadi karena suksesi komunitas tumbuhan biasanya selalu diikuti dengan suksesi komunitas hewan.
Secara langsung atautidak langsung. Hal ini karena
sumber makanan hewan berupa tumbuhan sehingga keberadaan hewan pada suatu wilayah komunitas tumbuhan akan
senantiasa menyesuaikan diri dengan jenis tumbuhan yang ada. Akhirnya
terbentuklah komunitas klimaks atau ekosistem seimbang yang tahan terhadap
perubahan (bersifat homeostatis).Salah satu contoh suksesi primer yaitu
peristiwa meletusnya gunung Krakatau. Setelah letusan itu, bagian pulau yang
tersisa tertutup oleh batu apung dan
abu sampai kedalaman rata – rata 30 m(Prawihartono,1966)
B.Suksesi sekunder
Suksesi
sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat
merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan /
substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap
awal, tetapi tidak dari komunitas pionir.
Gangguan yang menyebabkan
terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami atau akibat kegiatan
manusia. Gangguan alami misalnya angina topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon
besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan. Gangguan yang
disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya adalah pembukaan areal hutan.
Penyebab Suksesi:
1. Iklim
Tumbuhan tidak akan dapat teratur dengan adanya variasi yang lebar dalam waktu
yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat rusaknya
vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu tempat yang baru
(kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya adaptasinya besar) dan mengubah
kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air dan kilat seringkali membawa keadaan
yang tidak menguntungkan pada vegetasi.
2. Topografi
Suksesi terjadi karena adanya perubahan kondisi tanah, antara lain:
Erosi:
Erosi dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi tanah
menjadi kosong kemudian terjadi penyebaran biji oleh angin (migrasi) dan
akhirnya proses suksesi dimulai.
Pengendapan (denudasi):
Erosi yang melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat tanah diendapkan sehingga
menutupi vegetasi yang ada dan merusakkannya. Kerusakan vegetasi menyebabkan
suksesi berulang kembali di tempat tersebut.
3. Biotik
Pemakan tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan pertanian
demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. Di padang
penggembalaan, hutan yang ditebang, panen menyebabkan tumbuhan tumbuh kembali
dari awal atau bila rusak berat berganti vegetasi.
Ada beberapa
macam tipe suksesi yaitu:
1. Hidrosere:
Tipe suksesi yang berkembang di daerah (habitat) perairan yang biasanya
disebut Hidrarch. Vegetasi yang sering berganti dalam hidrarch disebut
hidrosere. Suksesi ini dapat terjadi di telaga , rawa , kolam air , dengan
urutan stratifikasi tumbuhan dari tengah perairan sebagai berikut :Hydrilla ,
Teratai , Tifa , Marsilea , rumput , semak , pohon besar.
2. Halosere:Suksesi yang dimulai
pada tanah bergaram atau air asin.
3. Xerosere:Suksesi vegetasi yang
berkembang dalam daerah xerik atau kering, biasanya disebut xerarch.Ada dua
macam yaitu:
·
Psammosere : suksesi vegetasi yang dimulai pada daerah berpasir.
·
Lithosere : suksesi vegatasi yang dimulai pada
batuan.
Suksesi
xerik biasanya terjadi pada lahan yang tinggal batuan induknya saja. Dengan
demikian tumbuhan yang mampu hidup disitu harus tumbuhan yang tahan kering dan
mampu hidup di tanah miskin. Tumbuhan yang biasanya merupakan pioner adalah
lumut kerak (Lichenes) dalam bentuk lapisan kerak. Dalam proses respirasi
Lichenes akan mengeluarakan CO2 dan akan bereaksi dengan H2O sehingga
menjadi H2CO3. Asam karbonat ini akan bereaksi dengan bahan-bahan dari batuan
induk sehingga melepaskan ikatan partikel batuan. Partikel batuan yang lepas
itu akan bereaksi dengan sisa-sisa Lichenes yang mengalami pembusukan, mengikat
N yang terbawa oleh air hujan. Kondisi seperti itu tidak sesuai lagi bagi lumut
kerak sehingga lumut kerak mati. Setelah itu akan muncul vegetasi jenis lain
yaitu Thallus (Thallophyta). Begitu seterusnya vegetasi pertama akan memberikan
pengaruh pada habitat yang tidak cocok untuk vegetasi kedua. Urut-urutan
terjadinya proses ini:
Lumut
kerak——-lumut kerak berdaun——–lumut ——— rumput-rumputan (herbaceus) ———
semak-semak (shrubs) ——- pohon-pohonan.
Tidak
semua proses suksesi xerik seperti di atas. Kalau habitat permukaannya
merupakan pasir maka akan dimulai oleh rumput tahan kering, baru kemudian semak
dan pohon-pohonan
1. Teori
monoklimaks:
Dalam
teorinya pada tahun 1916 Clements menyatakan bahwa komunitas klimaks untuk
suatu kawasan semata-mata merupakan fungsi dari iklim. Dia memperkirakan bahwa
pada waktu yang cukup dan bebas dari berbagai pengaruh gangguan luar, suatu
bentuk umum vegetasi klimaks yang akan terbentuk untuk setiap daerah iklim yang
sama. Dengan demikian sangat menentukan batas dari formasi klimaks. Pemikiran
ini difahami sebagai teori monoklimaks. Teori ini dipelopori oleh Clements yang
menyatakan bahwa teori klimaks berkembang dan terjadi hanya satu kali. Hal ini
merupakan klimaks klimatik di suatu wilayah iklim utama. Clements dan para
pendukungnya dari teori monoklimaks ini tidak melihat kenyataan bahwa banyak
sekali variasi lokal dalam suatu vegetasi yang telah berada dalam suatu bentuk
klimaks di suatu daerah iklim tertentu. Variasi-variasi ini oleh Clements
dianggap fasa seral meskipun berada dalam keadaan yang stabil. Clements
menganut teori klimaks ini didasarkan pada keyakinan akan waktu yang panjang,
dimana perbedaan-perbedaan lokal dari suatu vegetasi akibat kondisi tanahnya
akan tetap berubah menjadi bentuk vegetasi regionalnya apabila diberi waktu
yang cukup lama.
2. Teori
poliklimaks:
Klimaks
merupakan keadaan komunitas yang stabil dan mandiri sehingga pada suatu habitat
dapat terjadi sejumlah klimaks karena kondisi selain iklim yang berbeda.
Beberapa pakar ekologi berpendapat bahwa teori monoklimaks terlalu kaku. Tidak
memberikan kemungkinan untuk menerangkan variasi lokal dalam suatu komunitas
tumbuhan. Dalam tahun 1939, Tansley, seorang pakar botani dari Inggris
mengusulkan suatu teori alternatif yaitu teori poliklimaks, dengan teori ini
memungkinkan untuk mendapat mosaik dari bentuk klimaks dari setiap daerah
iklim. Dia menyadari bahwa komunitas klimaks erat hubungannya dengan berbagai
faktor yang mempengaruhinya, yaitu meliputi tanah, drainage, dan berbagai
faktor lainnya. Teori poliklimaks mengenal kepentingan dari iklim, tetapi
faktor lain hendaknya jangan dipandang sebagai fenomena yang bersifat temporal.
Teori poliklimaks mempunyai keuntungan yang besar, dalam memandang semua
komunitas tumbuhan yang sifatnya stabil bisa dianggap bentuk klimaks.
4. Psammosere :
suksesi vegetasi yang dimulai pada daerah berpasir.
5. Lithosere :
suksesi vegatasi yang dimulai pada batuan.
6. Serule:Suksesi untuk
mikroorganisme (bakteri, fungsi) dalam sisa-sisa produsen/konsumen. (Shukla :
1980)
Perubahan komunitas hewan di dalam suksesi sulit diamati , karena
hewan bersifat mobil artinya terus bergerak masuk dan keluar kedalam lingkungan
yang sedang mengalami suksesi. Proses suksesi komunitas hewan yang mungkin
dapat diamati adalah komunitas yang hidup di batang pohon yang mati. (Susanto :
2000)
C.Interaksi
Biotik
Hubungan
antar individu itu bermacam macam:
1. Simbiosis
Hubungan antar individu dari dua jenis organisme yang keduanya selalu
bersama sama.
2. Kompetisi
Hubungan antara dua individu untuk memperebutkan satu macam
sumber daya sehingga hubungan itu bersifat merugikan bagi salah satu pihak.
3. Predatorisme
Hubungan yang terjadi jika hewan hewan sesama anggota jenis organisme
memakan yang lain.Contohnya:Harimau memangsa rusa. (Susanto: 2000)
E.Suksesi
Sebagai Proses Markov
Proses Markov merupakan suatu
proses stokastik yang menyatakan bahwa peluang keadaan dari proses pada waktu
mendatang tidak dipengaruhi oleh keadaan pada waktu-waktu yang lampau, tetapi
hanya kejadian yang langsung mendahuluinya saja. Atau dengan kata lain, proses
Markov merupakan proses dimana masa depan tidak tergantung pada sejarah masa
lalu tetapi hanya tergantung pada keadaan sekarang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suksesi adalah rangkaian
perubahan mulai dari ekosistem tanaman perintis hingga mencapai ekosistem
klimaks. Proses suksesi berakhir dengan sebuah ekosistem klimaksatau telah
tercapai keadaan seimbang (homeostasis).
B. Saran
Penulis
menyadari bahawa masih banyak kekurangn terhadap makalah ini, maka penulis
mengharapakan kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca
DAFTAR
PUSTAKA
Odum , Howard T. 1971. Ekologi Sistem Suatu Pengantar. Yogyakarta
: Universitas Gadjah Mada Press
Prawirohartono, S. 1996. Sains Biologi. Jakarta : Bumi Aksara
Shukla , R.S and Chandel , P.S. 1980. Plant Ekology and Soil
Science. Ram Ragar : S Chanand Company Ltd.
Susanto, Pudyo. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta: Dirjen
Dikti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar